Kamis, 23 Agustus 2012

Menjadi Seorang Insan

Manusia diciptakan Allah pada dasarnya sempurna, maksud sempurna adalah semua keperluan yang dibutuhkn sudah ada dan dipersiapkan. tapi terkadang manusia tidak sadar dengan itu semua dan kurang memahami akan makna kehidupan yang di berikan Allah pada dirinya.
Disinilah proses dan usaha yang berperan, dalam hal ini dalam al-Qur'an Allah selalu menyebutkan kata Annas, Basyar, dan Insan untuk manusia, padahal arti dari semua itu sama-sama manusia, tapi makna atau esensi yang dimaksud berbeda, saya mencoba untuk menjelaskan menurut pemahaman saya:
1. Annas: dalam al-Qur'an kata ini selalu diperuntukan untuk menyeru seluruh manusia tapi kalau kita lihat pasti kata itu selalu berhubungan dengan hubungan sosial masyarakat atau sekelompok manusia yang pada dasarnya manusia hidup berkelompok. jadi kata itu diperuntukan pengkelompokan manusia dan hubungan sosial.
2. Basyar: dalam al-Qur'an kata ini selalu berhubungan dengan kehidupan alamiah manusia, maksudnya aktifitas yang primer manusia, seperti makan, minum, menangis, mengeluh, senang, sedih, dll.
3. Insan; kata ini dalam al-Qur'an selalu behubungan dengan hal-hal yang membuat manusia berfikir dan konsisten atau ada proses yang dijalani oleh manusia, jadi kata ini adalah diperuntukan manusia yang kuat dan konsisten selalu berpikir untuk kehidupan yang tentaram dan nyaman, serta hubungan hablul mina Allah dan Hablul Minannas seimbang. makanya kata ini diidentikan kehupan manusia yang ideal dan puncak dari perjalan yang dilakuakn dengan ikhtiar dan selalu optimis untuk dirinya dan Allah.

menjadi seorang yang insan pasti melewati identitas manusia yang annas dan basyar. menjadi seorang insan tidak mudah begitu saja, banyak permaslahan dan dinamika kehidupan yang dialami dan dijalani tetapi selalu menjalaninya dengan keikhlasan dan konsisten serta menjadi manusia yang kuat, wlalaupun kehiupan di himpit dengan permaslahan2 yang mungkin sulit dan polemik yang rumit. tapi dia selalu memunculkan pribadi yang bijak walaupun proses yang dialami membuat dia jatuh. karena dia yakin bahwa dinamika dan permaslahan yang dialami dijadikan proses untuk pendewasaan berpikir dan karekter dirinya sendiri.(kata Insan ini para cendikiawan menyebutnya dengan kata Insan kamil).

Minggu, 29 Juli 2012

MEPERTANYAKAN KOMITMEN NEGARA UNTUK KESEJATERAAN SOSIAL??? Part 1


Manusia adalah makhluk social yang selalu berinteraksi satu sama lain dan membutuhkan untuk saling melengkapi kesinambungan hidup manusia, supaya mendapatkan kebutuhan untuk hidup. Dalam hal ini kebutuhan hidup setiap manusia berbeda-beda dan masalah ini disebut dengan masalah kesejateraan social.

Kesejahteraan sosial secara sederhana dimaknai sebagai kondisi sosial ekonomi yang memungkinkan setiap warga negara dapat memenuhi kebutuhan yang bersifat jasmani, rohani, dan sosial sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

Senin, 05 Maret 2012

Bangsa Ini Butuh Figur

Begitu panjang perjalanan yang dialami bangsa ini untuk mempertahankan dan menjadikan bangsa yang bermartabat dimata dunia, serta mensejahterakan rakyat yang merupakan salah satu pokok terbentuknya suatu bangsa. Dari sekitar tahun 1908 dr. Sutomo yang mendirikan organisasi pertama di Indonesia yaitu Budi Utomo, yang kemudian organisasi ini kemudian menjadi founding father terbentuknya organisasi yang lain pada masa itu, yang kemudian dinamakan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Setelah berselang 20 tahun kemudian, yaitu tahun 1928 bangsa ini dikejutkan dengan kesepakatan dan berkomitmen para pemuda untuk menjadikan, bangsa, bahasa, dan tanah air adalah Indonesia, yang kemudian diperingati bangsa ini sebagai sumpah pemuda

Kamis, 26 Januari 2012

Kepemimpinan dan Islam

Kepemimpinan mengacu pada suatu proses untuk menggerakkan sekumpulan manusia menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan mendorong mereka bertindak dengan cara yang tidak memaksa. Kepemimpinan yang baik menggerakkan manusia ke arah jangka panjang, yang betul-betul merupakan kepentingan mereka yang terbaik. Arah tersebut bisa bersifat umum, seperti penyebaran Islam ke seluruh dunia, atau khusus seperti mengadakan konferensi mengenai isu tertentu. Walau bagaimanapun, cara dan hasilnya haruslah memenuhi kepentingan terbaik orang-orang yang terlibat dalam pengertian jangka panjang yang nyata. (Yuddy Chrisnandi, Beyond Parlemen, Dari Politik Kampus hingga Suksesi Kepemimpinan Nasional. (Jakarta, Transwacana, 2008))

Ikhtiar dan Takdir

Kajian tentang Islam dan modernisasi selalu saja menarik perhatian. Tema keislaman dan kemoderanan merupakan sebuah wacana pemikiran, yang mampu membangkitkan gairah intelektual untuk mendiskusikannya. Tema ini menarik perhatian terutama berkaitan dengan pertanyaan penting apakah Islam itu kompetibel dengan kemoderenan, melainkan juga menmiliki hubungan organik dengan modernitas. Karena itu, umat Islam memiliki kelenturan yang luar biasa dalam melakukan adaptasi dengan perkembangan kemoderanan. Islam merupakan agama paling siap menerima proses perkembangan zaman.