Kamis, 26 Januari 2012

Kepemimpinan dan Islam

Kepemimpinan mengacu pada suatu proses untuk menggerakkan sekumpulan manusia menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan mendorong mereka bertindak dengan cara yang tidak memaksa. Kepemimpinan yang baik menggerakkan manusia ke arah jangka panjang, yang betul-betul merupakan kepentingan mereka yang terbaik. Arah tersebut bisa bersifat umum, seperti penyebaran Islam ke seluruh dunia, atau khusus seperti mengadakan konferensi mengenai isu tertentu. Walau bagaimanapun, cara dan hasilnya haruslah memenuhi kepentingan terbaik orang-orang yang terlibat dalam pengertian jangka panjang yang nyata. (Yuddy Chrisnandi, Beyond Parlemen, Dari Politik Kampus hingga Suksesi Kepemimpinan Nasional. (Jakarta, Transwacana, 2008))

Kepemimpinan adalah suatu peranan dan juga merupakan suatu proses untuk mempengaruhi orang lain. Pemimpin adalah anggota dari suatu perkumpulan yang diberi kedudukan tertentu dan diharapkan dapat bertindak sesuai dengan kedudukannya. Seorang pemimpin adalah juga seorang dalam suatu perkumpulan yang diharapkan menggunakan pengaruhnya dalam mewujudkan dan mencapai tujuan kelompok. Pemimpin yang jujur ialah seorang yang memimpin dan bukan seorang yang menggunakan kedudukannya untuk memimpin. (Yuddy Chrisnandi, Beyond Parlemen,)
 

Menurut Ali Syari’ati, secara sosiologis masyarakat dan kepemimpinan merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Syari’ati berkeyakinan bahwa ketiadaan kepemimpinan menjadi sumber munculnya problem-problem masyarakat, bahkan masalah kemanusiaan secara umum. Menurut Syari’ati pemimpin adalah pahlawan, idola, dan insan kamil, tanpa pemimpin umat manusia akan mengalami disorientasi dan alienasi. (Haidar Bagir , dalam Ali Syari’ati, Ummah dan Imamah, Suatu Tinjauan Sosiologis, (Bandung, Pustaka Hidayah, 1989))
 
Ketika suatu masyarakat membutuhkan seorang pemimpin, maka seorang yang paham akan realitas masyarakatlah yang pantas mengemban amanah kepemimpinan tersebut. Pemimpin tersebut harus dapat membawa masyarakat menuju kesempurnaan yang sesungguhnya. Watak manusia yang bermasyarakat ini merupakan kelanjutan dari karakter individu yang menginginkan perkembangan dirinya menuju pada kesempurnaan yang lebih.

Dalam Islam mengenai pemimpin sudah sering dibicarakan dan dijelaskan terutama yang terdapat dalam al-Qur’an terdapat sejumlah nama-nama tokoh atau pemimpin yang di abadikan dari umat-umat terdahulu. Pemimpin yang dimaksudkan tersebut tidak saja pemimpin-pemimpin pahlwan kebenaran dan keadilan seperti para nabi dan rasul, tetapi juga pemimpin-pemimpin kedzaliman seperti Fir’aun, Haman, Qarun dan lain sebagainya.
 
Beranjak dari hal tersebut di atas, jika dilihat dalam konteks kehidupan sekarang yang berbangsa dan bernegara yang ada di Indonesia akhir-akhit ini, terutama permasalahan-permaslahan etis yang berkaitan dengan wewenang pemimpindan kekuasaannya, maka sering kita lihat terjadi berbagai tindakan yang sangat merugikan negara dan masyarakat. Berbagai tindakan yang merugikan banyak pihak tersebut contohnya adalah seringnya terjadi penyalahgunaan waenang sehingga mengakibatkan banyak hal negatif terjadi, seperti adanya korupsi, baik di mulai dari yang kecil sampai manipulasi besar-besaran yang tanpa lelah menggrogoti sumber daya negara yang seharusnya dipruntukan untuk masyarkat.
 
Bagi bangsa Indonesia yang penting sekarang, sebagai rasa tanggung jawab bagi generasi mendatang, perlu dipikirkan model pemimpin pada masa depan. Hal ini sangat penting, sebab ada pepatah yang mengatakan bahwa kesuksesan suatu bangsa tergantung pemimpin . kemudian model pemimpin bagaimanakh yang diinginkan, karena hingga hari ini kita masih bertanya-tanya, siapakah dewasa ini pemimpin yang di jadikan contoh atau tauladan.

Maka, untuk masalah kepemimpinan saat ini seharusnya, kita sebagai umat Islam mengikuti dan menjadikan contoh adalah bagaimana Nabi Muhammad Saw memimpin, karena dari segi karakter dan kebijakan sangat adil dan pro kepada masayarakat kecil. memang dalam hal ini tidak mungkin meniru semua dari sosok nabi, akan tatapi kita berusaha untuk mengambil sedikit dari sifat kepemimpinan beliau, dan kita coba implementasikan dan terjemahkan sesuai dengan situasi dan kondisi sekarang ini, demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur serta memiliki kepemimpinan yang berkarakter dan merakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar