Minggu, 09 Januari 2011

Kondisi Yang Terulang-ulang

Perjalanan bangsa ini sudah setengah abad lebih dari Bung Karno dan Bung Hatta membacakan teks Ploklamasi sampai sekarang, tapi apa yang terjadi permaslaan dan persoalan makin lama makin membuat rakyat ada yang apatis, resah, bingung bahkan muak meliahat permaslahan yang ada.

Sebenarnya kalau dilihat persoalan dan permaslahan terjadi hanya pengulangan saja yang beda hanya konteks dan warnanya saja tapi esensinya sama, coba kita pahami dari maslah agama,budya,ekonomi.Sepanjang manusia masih bisa bernafas dan bergerak, sepanjang itu juga permasalahan pasti ada, karena sepanjang itu manusia diberi pelajaran untuk berpikir dan merenung untuk solusi setiap permaslahan yang di jumpai dan di alami, supaya masalah ini tidak terulang lagi dan tercebur dua kali dalam permaslahan yang sama.
Bagaimana dengan bangsa ini?. Dari bangsa ini mulai bangkit hingga sekarang, kondisi persoalan dan permaslahan masih tetap ada dan harus ada karena supaya kita sebagai anak bangsa di suruh berpikir untuk solusi setiap permasalahan yang ada, tapi apa yang terjadi tak kala kita memberikan masukan untuk solusi, kita dituduh mendikte. Karena mereka para pemimpin dan elit yang mempunyai kepentingan merasa mampu untuk mengatasinya. Tetapi apa yang terjadi kondisi permasalahan yang terjadi belum pernah selesai diselesaikan, padahal kalau kita berpikir selalu terulang-ulang masalah yang terjadi.
Seperti sekarang kasus masalah kerukunan umat beragama yang mencuat ke permukaan, dan ini menjadi dis integrasi bangsa, nasionalisme di perbatasan terguncang, sosial dan politik yang terjadi, dan masih banyak lagi kondisi yang terulang, tetapi penyelesaiannya seperti baru pertama kali mendapati sebuah persoalan.
Bukan hanya itu kondisi yang terulang juga terjadi, tetapi masalah yang terjadi di kota-kota besar juga seperti itu, misalnya kota Jakarta yang menjadi Ibu kota negara dan menjadi tolak ukur dari daerah lain di seluruh Indonesia masih tetap sama, contoh persoalan kemacetan, kebanjiran, bertambahnya penduduk pasca lebaran, kriminal, kemiskinan, sampai masalah budaya dan nasionalisme yang mengancam keutuhan bangsa.Sebenarnya permasalahan dan persoalan akan selesai, kalau ada I’tikad yang baik dari semua lini berpikir dan bekerja untuk menuntaskan masalah, dan kerja sama yang baik antara pemberi kebijakan, elit yang mempunyai kepentingan dan rakyat secara keseluruhan. Kami berharap saling memberi kepercayaan terjalin dengan baik, dan juga janganlah kami sebagai rakyat menjadi korban kepentingan antara pemilik kebijakan dan para elit, karena kami sudah bosan dengan hal-hal yang formalitas saja, dan yang kami butuhkan hanya ketentraman, kenyamanan, dan kesejateraan.

Jakarta, 20 September 2010
Mu'ammar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar