Kamis, 11 Desember 2014

Ngebolang Bareng



Berawal dari kejenuhan dan kejengahan aktivitas sehari-hari yang selalu saja begitu dari terbit mentari sampai terbenam matahari bahkan sampai tengah malam, begitu melelahkan memang jika dijalani terus menerus. Jadi pekerja memang harus tunduk aturan main perusahaan, mau gimana lagi mau ga mau harus dikerjakan dan diikuti.

Lelah pikiran dan tubuh ini jika itu dilakukan terus menerus, libur hanya sabtu atau minggu itupun paling hanya untuk istirahat tidur saja di rumah toh kalau pun jalan ga akan pernah lama, karena ingin cepat-cepat pulang kerumah istirahat dan tidur untuk mempersiapkan stamina nanti pada hari senin . 



Jadi, ibaratnya libur hanya untuk isi stamina buat kerja lagi, itu dilakukan terus menerus entah sampai kapan. Terlintas dalam pikiran ini tak akan melakukan aktivitas sampai tua, karena begitu membosankan dan tak ada tantangan bisa dibilang monoton, hidup ini tidak indah jika seperti itu ibarat tak ada seni dalam menjalani hidup. Akan tetapi jalani dan hadapi saja terlebih dahulu, toh Tuhan akan memberikan jalan jika masih ada niat dan berusaha terus untuk mencapai tujuan yang sempurna dalam hidup kita.

Berlanjut ke cerita awal, dan bermula dari kondisi itu ada keinginan untuk me-refresh-kan diri  ke tempat-tempat yang tenang dan indah, karena pikiran, hati dan tubuh ini juga butuh hiburan jangan terlalu di porsir untuk kerja atau melakukan aktivitas yang monoton, karena Tuhan menciptakan raga ini dengan adil jadi kita sebagai yang di amanatkan harus adil juga dalam memfungsikannya.

Yah intinya ingin refreshing ke tempat yang segar, sejuk dan indah suasana itu adanya di alam, karena alam menyediakan ketenangan, kesejukan serta keindahan untuk di nikmati mata. Tuhan menyedikan alam untuk di nikmati dan dijaga supaya keseimbangan akan tetap tejaga sampai akhir zaman ini.

Niat dan keinginan pun  bersambut baik ada teman  Zae namanya yang menawarkan untuk ngetrip bareng ke Bromo di Malang dengan harga yang terjangkau, tanpa pikir panjang langsung deal dan kita berangakat  Jum’at pagi dari stasiun Pasar Senen dengan tujuan stasiun Gubeng Surabaya dengan jarak tempuh kurang lebih 16 jam. Sungguh melelahkan memang perjalanan selama itu dan sepanjang itu badan pada pegal, apalagi buat para ahli hisap sungguh menyiksa kalau tidak menghisap beberapa jam saja, mau ga mau mencuri waktu di saat kereta sedang berhenti .

Oh iya, ada insiden menarik di stasiun pasar senen sebelum berangkat, ada salah satu tiket teman sebut saja namanya Choky yang salah nama entah salah siapa kemungkinan ada miss yang jelas membuat dia badmood , kesal dan ga tenang. Akhirnya permasalahan itu bisa disiasati dan Choky bisa ikut ngetrip bareng “ Nathan Tour Holidays” yang di komadoi Jonathan alias Bang Jo dengan asistent Bang Kipli.

Perjalanan dalam kereta penuh dengan ke-bete-an, kebosanan, kepegelan yang pasti macam-macam karena lama dan panjangnya perjalanan, tapi suasana itu bisa disiasati soalnya bang kipli yang ngocehnya ga abis-abis keliling terus udah kaya control taman kanak-kanak dengan begitu membuat suasana cair dan tambah akrab. 

Waktu terus berputar malam menjadi larut, kereta pun melaju mendekati tujuan yang artinya kita ingin sampai stasiun Gubeng Surabaya, sesampainya kita dijemput dengan bis tujuan Malang. Sebelumnya kita mampir terlebih dahulu ke jembatan Suramadu hanya beberapa saat saja setelah itu langsung ke homestay di Malang untuk istirahat.

Esok harinya kita jalan ke alun-alun Kota Malang mencicipi Cilok dan menuju tempat makan bakso bakar malang memiliki cita rasa yang khas, setelah itu ke Coban Rondo menikmati Air Terjun yang eksotis namun karena hujan tak lama di sana berteduh sebentar di warung sate kelinci sambil menikmati kopi hitam dan sate kelinci, ada kejadian yang menarik di situ terlihat sekumpulan orang arab yang ternyata pas ditanya berasal dari Libya Negara yang pernah di pimpin oleh Muammar Khadafi, ada teman Latif namaya yang iseng-iseng bertanya dan malahan mau dibawa ke  negeri mereka di Libya, namun itu hanya sekedar bercanda saja.

Selanjutnya , menuju Alun-alun kota Batu untuk makan siang setelah itu ke tempat argowisata Taman Apel untuk menikmati dan mencicipi buah apel langsung dipetik dari pohonya, begitu  segar dan sejuk suasananya. Tiba-tiba perut sudah memanggil kreok…kreok…kreok itu tandanya harus cepat diisi berangkatlah kita menuju alun-alun kota Batu untuk makan di suatu tempat makan yang lupa namanya apa, pokoknya persis di depan alun-alun posisinya. Begitu nikmat dan lahap walupun yang disajikan sederhana. Tak peduli lauknya yang disediakan sederhana atau mewah kalau perut sudah lapar hajar aja langsung apalagi diiringi gemericik hujan membuat suasana menjadi sesuatu banget deh ! .

Sebenarnya, ketika dalam perjalanan awal di dalam kereta kita berempat  (Zae, Latif, Choky, dang gue sendiri Amar) ada ide lain yaitu setalah acara ngetrip ini mau langsung ngebolang lagi lanjut ke kota Jogja sekalian berkunjung kerumah Tulangnya Choky di Sleman, akhirnya kita berempat sepakat walaupun banyak pertimbangan dan berubah-rubah planingnya, yah bisa dibilang ada sedikit percekcokan mengenai kita mau kemana terlebih dahulu Surabaya naik Bis menuju Jogja atau naik kereta, yah dimaklumlah persediaan amunisi sudah cekak bisa dibilang ini modal nekat.

Akhirnya, setalah kita cari dan Tanya kemari dan dengan mempertimbangkan segala hal memutuskan untuk naik kereta menuju Jogja dan dari Jogja nanti naik pesawat menuju Jakarta. Untung saja biaya itu semua ditalangin dulu sama Choky, aman lah kita untuk masalah tiket Terima kasih Choky, karena sebelumnya masalah itu seperti orang ribet aja

Nah, kita balik lagi ke makan sore di Alun-alun Batu setelah perut sudah terasa kenyang dan menikmati rokok sejenak mulailah kita berangkat ke pusat oleh-oleh khas Malang untuk belanja menjadi buah tangan nanti saat pulang ke rumah, tak banyak memang belanja kita seadanya aja ada memang emak-emak belanjanya udah kaya ngeborong, biarkan sajalah itu hak mereka mungkin keluarganya banyak juga. Sudah selesai belanja balik menuju homestay untuk istirahat karena nanti malam jam 2 pagi akan bangun menuju Gunung Bromo  dan melihat sunrise.

Setelah istirahat dan enak-enak tidur, seperti biasa Bang kipli yang batrainya ga abis-abis dengan suara ngocehnya membangunkan semuanya untuk siap-siap berangakt ke Panajakan untuk melihat sunrise, bangun dan siap-siap kita dengan menggunakan 2 mobil hardtop, saat perjalanan dan mobil itu pokoknya menggilas dan cadas lah pagi-pagi buta kita menjelajah dan menerjang malam di kelilingi jurang dan hutan yang begitu mencekam, suasana itu terasa hilang karena kebersamaan dengan yang lain dan semangat menatap menuju puncak dengan tujuan yang sama.

Sesampainya di sana kita semua berjalan menaiki tanjakan dengan suasana dingin yang sangat menusuk sendi-sendi, kondisi semacam itu tak akan menggetarkan dan mengurangi langkah kaki samapi ke puncak melihat keindahan alam yang telah disediakan Tuhan untuk hamba-NYa. Ketika di puncak penajakan begitu indah memang kebesaran Tuhan dan kuasan-Nya menciptakan hamparan gunung-gunung, sangat disayangkan jika moment seperti ini di lalui begitu saja. Keindahan tak bisa diungkapkan oleh kata-kata yang terpikirkan hanya takjub melihat itu semua, Tuhan terima kasih Engaku telah menciptakan ini semua kami akan selalu bersahabat dan berdampingan dengan ini semua, Tuhan jangan Engkau hilangkan ini semua karena kami rindu dengan keadaan ini. Sekali lagi terima kasih Tuhan…

Terbayar sudah lelah menaiki tanjakan yang begitu terjal dan sesak dengan keasrian alam di atas sana, tak mau moment keindahan ini terlewatkan kita melakukan foto-foto untuk mengabadikannya.  Pasca dari panajakan kita semua turun menuju Bromo dengan menggunakan mobol hardtop dalam perjalanan keriangan tampak di wajah para anggota trip

Menuju gunung Bromo kita di turunkan jauh di bawah, berjalan lagi kita menuju puncak Bromo lelah dan letih memang, apalagi ketika menaiki tangganya kalau tak kuat-kuat bisa pingsan di tengah perjalanan. Pas di puncak Bromo kesenangan menghampiri para penanjak karena lagi-lagi terbayar semua keletihan sewaktu menajakinya, dalam kehidupan menuju tujuan puncak memang tak semudah membalikan telapak tangan penuh perjuangan dan semangat yang maksimal karena kegetiran, cobaan, halangan pasti selalu menghadang.

Di atas bromo melakukan foto-foto abadikan peristiwa yang mungkin hanya sekali dalam seumur hidup, namun sayang di kawah Bromo banyak sampah ini akibat tangan manusia yang tak bertanggung jawab, seharus kita menjaga jangan menciderainya, jika sudah marah akan berakibat fatal bagi umat manusia. Maka bersahabatlah dengan alam jangan pernah menaklukannya dan merusaknya.

Turunlah kita dari puncak Bromo menuju tempat diparkirnya Hardtop, rasa lapar pun menghinggapi tergiur melihat nasi rawon di salah satu warung di sana kita pesan dan makan di tempat itu seorang ibu tua yang melayani dengan senyum keibuannya. Nikmat betul dan lahap menyantap nasi rawon tersebut, kenyangnya perut ini langsung kita balik menaiki hardtop kembali untuk balik ke homestay karena kita harus cepat balik mengejar kereta menuju Jogja dan tidak mengikuti jadwal trip selanjutnya, sebalumnya kita mampir ke tempat yang namanya Pasir Berbisik dan Gunung Teletubis untuk foto-foto lagi.

Ketika sampai di homestay kita berempat istirahat sejenak sambil siap-siap ngebolang ke Jogja, kita berempat pun pamit sama kawan-kawan untuk melanjutkan perjalanan, atas bantuan Bang Jho kita mendapatkan tiket kereta ke Jogja. Terima kasih kawan-kawan semua semoga kebersamaan ini akan terus dan tetap berlanjut, terima kasih Bang Jho, Bang Kipli, oh iya kelupaan ada Cak Herman juga dia itu guide di sana Cak Man panggilannya selalu memberikan info dan petuah-petuah tentang alam.

Beres-beres selesai kita berempat langsung jalan menuju stasiun kereta api menuju Jogja, kalau dipikir-pikir kita berempat sudah seperti film 5 cm bedanya kita hanya berempat jadi diganti aja 4 cm, dalam perjalanan kereta kita sempat bertemu dan berkenalan dengan bapak-bapak yang hobinya juga petualangan ke tempat-tempat yang menantang kita berbicang-bincang dengan bapak itu yang ternyata seorang dosen music  di salah satu universitas ternama di jawa, bapak itu sedangan menu ju ke Bandung untuk memenuhi undangan seminar di sana. Banyak pengalaman dan informasi dan masukan dari dia mengenai petualangan.

Tak terasa sudah sampai kita di stasiun Tugu Jogja dan akhirnya kita mengijakan kaki di kota pelajar dan budaya ini, karena  di jogja ini bersifat Daerah Istimewa sultan itu merangkap sebagai kepala daerah dan sekarang di pimpin Sultan HB X, begitu hormat dan ta’zim rakyat Jogja pada rajanya karena mereka menganggap sultan itu adalah orang yang sangat berkharisma dan berbudi luhur. Lihat saja Jogja adalah kota dengan kampus terbanyak di Indonesia rata-rata warganya berpendidikan walaupun dari keluarga kurang mampu, dan ini menjadi bebijakan sultan sebagai raja mereka dengan begitu rakyat jogja sangat menghormati sultan dan keluarga keraton.

Di stasiun kita dijemput tulangnya Choky untuk menginap disana, rasa lelahpun menghinggapi kita berempat, sesampainya di rumah tulangnya Choky berbincang sebentar setelah itu kita istirahat tidur sementara Choky sendiri berbincang dengan Tulang dan Tan Tulangnya mengenai niat dia ingin memperkenalkan niat dia yang ingin menikah dan memperkenalkan foto sosok wanita yang disukai, yah sempat di nasehati bahwamencari calon istri itu harus baik dan mengerti aturan, wajar saja dalam keluarga choky Tulangnya ini adalah paling tua dan minimal harus dibincangkan terlebih dahulu jika nanti mau lamaran.

Keesokan paginya kita bangun  dan mandi besiap-siap mengelilingi kota Jogja menggunakan motor yang dipinjamkan Tulangnya choky, sebelum jalan jauh kita berhenti terlebih dahulu untuk sarapan di warung makan pecel madiun mak nyoss sekali rasa pecel madiunnya memiliki cita rasa yang tinggi masakannya. Lantas berangakat kita menuju Candi Borobudur tempat yang menjadi peninggalan sejarah pada masa pemerintahaan Wangsa Syailendra sekitar abad ke  8 dan 9 M, Candi Borobudur ini adalah tempat ibadah umat Buddha Mahayana, tempat ini pun menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO. 

Di sana kita menikmati warisan dunia ini betapa takjubnya hasil karya anak Nusantara ini, kita harus bangga memilki ini semua, karena ini adalah salah satu warisan masa lampau yang masih terawat dan terjaga sampai sekarang serta bisa menambahkan pengetahuan tentang sejarah dan arkeologi kita.

Waktupun sudah begitu terik, kita melanjutkan perjalanan menuju Malioboro jalan-jalan di sana mencari oleh-oleh seperti Bakpia Pathok, batik dan lain-lain, di Malioboro kita sempat ada perbedaan pandangan bisa dibilang perselisihan kecil, kelilingnya ingin menggunakan motor atau naik becak akhirnya kita memutuskan untuk naik becak. Dua becak kita sewa Zae dan Choky di becak pertama sedangkan gue sama Latif becak kedua.

Becak satu kelihatannya monoton karena zae sama choky tidur, sedangkan gue sama Latif berbincang dengan tukang becaknya, namanya mbah Slamet umurnya 61 tahun sudah tua memang tapi masih tetap saja kuat mengayunkan becak walaupun penumpangnya gede kaya gue , mbah Slamet ini sudah dari umur 16 tahun menarik becak dia memilki 4 anak, salah satu anaknya ada yang kerja pada perusahaan automotif  di Jakarta. Perbincangan dengan mbah Slamet banyak hikmah yang diambil terutama tentang perjuangan hidup yang begitu gigih dan tak gampang, yang terpenting ikhlas menjalani perjuangan hidup ini.

 Badan sepertinya pada pegal setelah mengelilingi malioboro singgah ke tempat bakpia pathok, kios batik, dan kaos-kaos khas jogja. Ingin rasanya ke tempat tukang pijit menghilangkan linu dan pegalnya badan ini. Namun apa daya senja sudah mulai memerah bertanda waktu sudah  mulai sore dan kita harus cepat-cepat balik ke rumah tulangnya  choky bersiap-siap ke bandara balik ke Jakarta, karena pesawat berangkat pukul 20:30 maka dari itu kita harus siap-siap dan setalah kita sudah beres semua diantarkan tulangnya choky ke bandara dan ternyata pesawat yang kita akan tumpangi delay satu jam.

Sebab pesawat delay kebetean terlihat jelas bukan saja kita berempat tapi semua penumpang, ketika bagian informasi mengumumkan bahwa pesawat tujuan Jakarta siap berangkat, berjalanlah kita menuju pesawatnya dan duduk di kursi yang sudah di booking, perjalankan pun ditempuh selama satu jam samapi ke bandara soekarno hatta. Begitu cepat memang lain dengan naik kereta yang lama dan panjang, mungkin di situ kali seninya jika kita naik kendaraan darat dan udara lainlagi dengan laut.

Kejauhan terlihat dari atas pesawat gemerlap lampu menghiasi kota bertanda sudah sampai di Jakarta, akhirnya kita tiba kembali di kota serba sibuk 24 jam, yang akhirnya kita akan bergelut dengan aktivitas dan ritinitas kemungkin sangat membosankan yang mau ga mau kita harus jalankan. Pulanglah kita ke rumah masing-masing, sedangkan gue nginep di rumah zae karena sudah kemaleman, keesok paginya baru pulang ke rumah. 

Perjalanan ini memberikan banyak manfaat apalagi mengenai alam, karena Tuhan menciptakan alam ini untuk kita sebagai manusia supaya kita berpikir jernih atas kekuasaanya. Semoga ala mini tetap bertahan dan bersahabat dengan manusia. Alam merupakan tempat manusia mencurahkan isi hati dan merenung tetang hidup, karena alam memberikan jawaban dan keluwesan atas kekakuan manusia dalam problema yang dihadapi.

Jakarta, 11 Desember 2014
Terima kasih
Amar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar