Berawal dari kejenuhan dan
kejengahan aktivitas sehari-hari yang selalu saja begitu dari terbit mentari
sampai terbenam matahari bahkan sampai tengah malam, begitu melelahkan memang
jika dijalani terus menerus. Jadi pekerja memang harus tunduk aturan main
perusahaan, mau gimana lagi mau ga mau harus dikerjakan dan diikuti.
Lelah pikiran dan tubuh ini jika itu dilakukan terus menerus, libur hanya sabtu atau minggu itupun paling hanya untuk istirahat tidur saja di rumah toh kalau pun jalan ga akan pernah lama, karena ingin cepat-cepat pulang kerumah istirahat dan tidur untuk mempersiapkan stamina nanti pada hari senin .
Jadi, ibaratnya libur hanya untuk isi stamina
buat kerja lagi, itu dilakukan terus menerus entah sampai kapan. Terlintas dalam
pikiran ini tak akan melakukan aktivitas sampai tua, karena begitu membosankan
dan tak ada tantangan bisa dibilang monoton, hidup ini tidak indah jika seperti
itu ibarat tak ada seni dalam menjalani hidup. Akan tetapi jalani dan hadapi
saja terlebih dahulu, toh Tuhan akan
memberikan jalan jika masih ada niat dan berusaha terus untuk mencapai tujuan
yang sempurna dalam hidup kita.
Berlanjut ke cerita awal, dan
bermula dari kondisi itu ada keinginan untuk me-refresh-kan diri ke
tempat-tempat yang tenang dan indah, karena pikiran, hati dan tubuh ini juga
butuh hiburan jangan terlalu di porsir untuk kerja atau melakukan aktivitas
yang monoton, karena Tuhan menciptakan raga ini dengan adil jadi kita sebagai
yang di amanatkan harus adil juga dalam memfungsikannya.
Yah intinya ingin refreshing ke tempat yang segar, sejuk
dan indah suasana itu adanya di alam, karena alam menyediakan ketenangan,
kesejukan serta keindahan untuk di nikmati mata. Tuhan menyedikan alam untuk di
nikmati dan dijaga supaya keseimbangan akan tetap tejaga sampai akhir zaman
ini.
Niat dan keinginan pun bersambut baik ada teman Zae namanya yang menawarkan untuk ngetrip
bareng ke Bromo di Malang dengan harga yang terjangkau, tanpa pikir panjang
langsung deal dan kita berangakat Jum’at
pagi dari stasiun Pasar Senen dengan tujuan stasiun Gubeng Surabaya dengan
jarak tempuh kurang lebih 16 jam. Sungguh melelahkan memang perjalanan selama
itu dan sepanjang itu badan pada pegal, apalagi buat para ahli hisap sungguh
menyiksa kalau tidak menghisap beberapa jam saja, mau ga mau mencuri waktu di saat kereta sedang berhenti .
Oh iya, ada insiden menarik di
stasiun pasar senen sebelum berangkat, ada salah satu tiket teman sebut saja
namanya Choky yang salah nama entah salah siapa kemungkinan ada miss yang jelas membuat dia badmood , kesal dan ga tenang. Akhirnya permasalahan itu bisa disiasati dan Choky bisa
ikut ngetrip bareng “ Nathan Tour
Holidays” yang di komadoi Jonathan alias Bang Jo dengan asistent Bang Kipli.
Perjalanan dalam kereta penuh
dengan ke-bete-an, kebosanan, kepegelan yang pasti macam-macam karena lama dan
panjangnya perjalanan, tapi suasana itu bisa disiasati soalnya bang kipli yang ngocehnya ga abis-abis keliling terus udah kaya control taman kanak-kanak
dengan begitu membuat suasana cair dan tambah akrab.
Waktu terus berputar malam
menjadi larut, kereta pun melaju mendekati tujuan yang artinya kita ingin
sampai stasiun Gubeng Surabaya, sesampainya kita dijemput dengan bis tujuan
Malang. Sebelumnya kita mampir terlebih dahulu ke jembatan Suramadu hanya
beberapa saat saja setelah itu langsung ke homestay
di Malang untuk istirahat.
Esok harinya kita jalan ke
alun-alun Kota Malang mencicipi Cilok dan menuju tempat makan bakso bakar
malang memiliki cita rasa yang khas, setelah itu ke Coban Rondo menikmati Air
Terjun yang eksotis namun karena hujan tak lama di sana berteduh sebentar di
warung sate kelinci sambil menikmati kopi hitam dan sate kelinci, ada kejadian
yang menarik di situ terlihat sekumpulan orang arab yang ternyata pas ditanya
berasal dari Libya Negara yang pernah di pimpin oleh Muammar Khadafi, ada teman
Latif namaya yang iseng-iseng bertanya dan malahan mau dibawa ke negeri mereka di Libya, namun itu hanya
sekedar bercanda saja.
Selanjutnya , menuju Alun-alun
kota Batu untuk makan siang setelah itu ke tempat argowisata Taman Apel untuk
menikmati dan mencicipi buah apel langsung dipetik dari pohonya, begitu segar dan sejuk suasananya. Tiba-tiba perut sudah memanggil kreok…kreok…kreok itu tandanya harus
cepat diisi berangkatlah kita menuju alun-alun kota Batu untuk makan di suatu
tempat makan yang lupa namanya apa, pokoknya persis di depan alun-alun
posisinya. Begitu nikmat dan lahap walupun yang disajikan sederhana. Tak peduli
lauknya yang disediakan sederhana atau mewah kalau perut sudah lapar hajar aja langsung apalagi diiringi
gemericik hujan membuat suasana menjadi sesuatu
banget deh ! .
Sebenarnya, ketika dalam
perjalanan awal di dalam kereta kita berempat (Zae, Latif, Choky, dang gue sendiri Amar) ada
ide lain yaitu setalah acara ngetrip ini mau langsung ngebolang lagi lanjut ke kota Jogja sekalian berkunjung kerumah Tulangnya Choky di Sleman, akhirnya kita
berempat sepakat walaupun banyak pertimbangan dan berubah-rubah planingnya, yah
bisa dibilang ada sedikit percekcokan mengenai kita mau kemana terlebih dahulu Surabaya naik Bis menuju Jogja atau naik
kereta, yah dimaklumlah persediaan amunisi
sudah cekak bisa dibilang ini modal
nekat.
Akhirnya, setalah kita cari dan Tanya
kemari dan dengan mempertimbangkan segala hal memutuskan untuk naik kereta
menuju Jogja dan dari Jogja nanti naik pesawat menuju Jakarta. Untung saja
biaya itu semua ditalangin dulu sama
Choky, aman lah kita untuk masalah
tiket Terima kasih Choky, karena sebelumnya masalah itu seperti orang ribet aja.
Nah, kita balik lagi ke makan
sore di Alun-alun Batu setelah perut sudah terasa kenyang dan menikmati rokok
sejenak mulailah kita berangkat ke pusat oleh-oleh khas Malang untuk belanja
menjadi buah tangan nanti saat pulang ke rumah, tak banyak memang belanja kita
seadanya aja ada memang emak-emak belanjanya udah kaya ngeborong, biarkan sajalah itu
hak mereka mungkin keluarganya banyak juga. Sudah selesai belanja balik menuju
homestay untuk istirahat karena nanti malam jam 2 pagi akan bangun menuju Gunung
Bromo dan melihat sunrise.
Setelah istirahat dan enak-enak
tidur, seperti biasa Bang kipli yang batrainya ga abis-abis dengan suara ngocehnya
membangunkan semuanya untuk siap-siap berangakt ke Panajakan untuk melihat sunrise, bangun dan siap-siap kita
dengan menggunakan 2 mobil hardtop, saat perjalanan dan mobil itu pokoknya menggilas dan cadas lah pagi-pagi buta
kita menjelajah dan menerjang malam di kelilingi jurang dan hutan yang begitu
mencekam, suasana itu terasa hilang karena kebersamaan dengan yang lain dan
semangat menatap menuju puncak dengan tujuan yang sama.
Sesampainya di sana kita semua
berjalan menaiki tanjakan dengan suasana dingin yang sangat menusuk
sendi-sendi, kondisi semacam itu tak akan menggetarkan dan mengurangi langkah
kaki samapi ke puncak melihat keindahan alam yang telah disediakan Tuhan untuk
hamba-NYa. Ketika di puncak penajakan begitu indah memang kebesaran Tuhan dan
kuasan-Nya menciptakan hamparan gunung-gunung, sangat disayangkan jika moment
seperti ini di lalui begitu saja. Keindahan tak bisa diungkapkan oleh kata-kata
yang terpikirkan hanya takjub melihat itu semua, Tuhan terima kasih Engaku
telah menciptakan ini semua kami akan selalu bersahabat dan berdampingan dengan
ini semua, Tuhan jangan Engkau hilangkan ini semua karena kami rindu dengan
keadaan ini. Sekali lagi terima kasih Tuhan…
Terbayar sudah lelah menaiki
tanjakan yang begitu terjal dan sesak dengan keasrian alam di atas sana, tak
mau moment keindahan ini terlewatkan kita melakukan foto-foto untuk
mengabadikannya. Pasca dari panajakan
kita semua turun menuju Bromo dengan menggunakan mobol hardtop dalam perjalanan
keriangan tampak di wajah para anggota trip.
Menuju gunung Bromo kita di
turunkan jauh di bawah, berjalan lagi kita menuju puncak Bromo lelah dan letih
memang, apalagi ketika menaiki tangganya kalau tak kuat-kuat bisa pingsan di
tengah perjalanan. Pas di puncak Bromo kesenangan menghampiri para penanjak
karena lagi-lagi terbayar semua keletihan sewaktu menajakinya, dalam kehidupan
menuju tujuan puncak memang tak semudah membalikan telapak tangan penuh
perjuangan dan semangat yang maksimal karena kegetiran, cobaan, halangan pasti
selalu menghadang.
Di atas bromo melakukan foto-foto
abadikan peristiwa yang mungkin hanya sekali dalam seumur hidup, namun sayang
di kawah Bromo banyak sampah ini akibat tangan manusia yang tak bertanggung
jawab, seharus kita menjaga jangan menciderainya, jika sudah marah akan
berakibat fatal bagi umat manusia. Maka bersahabatlah dengan alam jangan pernah
menaklukannya dan merusaknya.
Turunlah kita dari puncak Bromo
menuju tempat diparkirnya Hardtop, rasa lapar pun menghinggapi tergiur melihat
nasi rawon di salah satu warung di sana kita pesan dan makan di tempat itu
seorang ibu tua yang melayani dengan senyum keibuannya. Nikmat betul dan lahap
menyantap nasi rawon tersebut, kenyangnya perut ini langsung kita balik menaiki
hardtop kembali untuk balik ke homestay karena
kita harus cepat balik mengejar kereta menuju Jogja dan tidak mengikuti jadwal trip selanjutnya, sebalumnya kita mampir
ke tempat yang namanya Pasir Berbisik dan Gunung Teletubis untuk foto-foto
lagi.
Ketika sampai di homestay kita berempat istirahat sejenak
sambil siap-siap ngebolang ke Jogja,
kita berempat pun pamit sama kawan-kawan untuk melanjutkan perjalanan, atas
bantuan Bang Jho kita mendapatkan tiket kereta ke Jogja. Terima kasih
kawan-kawan semua semoga kebersamaan ini akan terus dan tetap berlanjut, terima
kasih Bang Jho, Bang Kipli, oh iya kelupaan ada Cak Herman juga dia itu guide di sana Cak Man panggilannya
selalu memberikan info dan petuah-petuah tentang alam.
Beres-beres selesai kita berempat
langsung jalan menuju stasiun kereta api menuju Jogja, kalau dipikir-pikir kita
berempat sudah seperti film 5 cm bedanya kita hanya berempat jadi diganti aja 4
cm, dalam perjalanan kereta kita sempat bertemu dan berkenalan dengan
bapak-bapak yang hobinya juga petualangan ke tempat-tempat yang menantang kita
berbicang-bincang dengan bapak itu yang ternyata seorang dosen music di salah satu universitas ternama di jawa,
bapak itu sedangan menu ju ke Bandung untuk memenuhi undangan seminar di sana. Banyak
pengalaman dan informasi dan masukan dari dia mengenai petualangan.
Tak terasa sudah sampai kita di stasiun
Tugu Jogja dan akhirnya kita mengijakan kaki di kota pelajar dan budaya ini,
karena di jogja ini bersifat Daerah
Istimewa sultan itu merangkap sebagai kepala daerah dan sekarang di pimpin
Sultan HB X, begitu hormat dan ta’zim rakyat Jogja pada rajanya karena mereka
menganggap sultan itu adalah orang yang sangat berkharisma dan berbudi luhur. Lihat
saja Jogja adalah kota dengan kampus terbanyak di Indonesia rata-rata warganya
berpendidikan walaupun dari keluarga kurang mampu, dan ini menjadi bebijakan
sultan sebagai raja mereka dengan begitu rakyat jogja sangat menghormati sultan
dan keluarga keraton.
Di stasiun kita dijemput
tulangnya Choky untuk menginap disana, rasa lelahpun menghinggapi kita
berempat, sesampainya di rumah tulangnya Choky berbincang sebentar setelah itu
kita istirahat tidur sementara Choky sendiri berbincang dengan Tulang dan Tan
Tulangnya mengenai niat dia ingin memperkenalkan niat dia yang ingin menikah
dan memperkenalkan foto sosok wanita yang disukai, yah sempat di nasehati
bahwamencari calon istri itu harus baik dan mengerti aturan, wajar saja dalam
keluarga choky Tulangnya ini adalah paling tua dan minimal harus dibincangkan
terlebih dahulu jika nanti mau
lamaran.
Keesokan paginya kita bangun dan mandi besiap-siap mengelilingi kota Jogja
menggunakan motor yang dipinjamkan Tulangnya choky, sebelum jalan jauh kita
berhenti terlebih dahulu untuk sarapan di warung makan pecel madiun mak nyoss sekali rasa pecel madiunnya
memiliki cita rasa yang tinggi masakannya. Lantas
berangakat kita menuju Candi Borobudur tempat yang menjadi peninggalan sejarah
pada masa pemerintahaan Wangsa Syailendra
sekitar abad ke 8 dan 9 M, Candi
Borobudur ini adalah tempat ibadah umat Buddha Mahayana, tempat ini pun menjadi
situs warisan dunia oleh UNESCO.
Di sana kita menikmati warisan
dunia ini betapa takjubnya hasil karya anak Nusantara ini, kita harus bangga
memilki ini semua, karena ini adalah salah satu warisan masa lampau yang masih terawat
dan terjaga sampai sekarang serta bisa menambahkan pengetahuan tentang sejarah
dan arkeologi kita.
Waktupun sudah begitu terik, kita
melanjutkan perjalanan menuju Malioboro jalan-jalan di sana mencari oleh-oleh
seperti Bakpia Pathok, batik dan lain-lain, di Malioboro kita sempat ada
perbedaan pandangan bisa dibilang perselisihan kecil, kelilingnya ingin
menggunakan motor atau naik becak akhirnya kita memutuskan untuk naik becak. Dua
becak kita sewa Zae dan Choky di becak pertama sedangkan gue sama Latif becak
kedua.
Becak satu kelihatannya monoton
karena zae sama choky tidur, sedangkan gue sama Latif berbincang dengan tukang
becaknya, namanya mbah Slamet umurnya 61 tahun sudah tua memang tapi masih
tetap saja kuat mengayunkan becak walaupun penumpangnya gede kaya gue , mbah Slamet ini sudah dari umur 16 tahun menarik
becak dia memilki 4 anak, salah satu anaknya ada yang kerja pada perusahaan
automotif di Jakarta. Perbincangan
dengan mbah Slamet banyak hikmah yang diambil terutama tentang perjuangan hidup
yang begitu gigih dan tak gampang, yang terpenting ikhlas menjalani perjuangan
hidup ini.
Badan sepertinya pada pegal setelah
mengelilingi malioboro singgah ke tempat bakpia pathok, kios batik, dan
kaos-kaos khas jogja. Ingin rasanya ke tempat tukang pijit menghilangkan linu
dan pegalnya badan ini. Namun apa daya senja sudah mulai memerah bertanda waktu
sudah mulai sore dan kita harus
cepat-cepat balik ke rumah tulangnya choky
bersiap-siap ke bandara balik ke Jakarta, karena pesawat berangkat pukul 20:30
maka dari itu kita harus siap-siap dan setalah kita sudah beres semua
diantarkan tulangnya choky ke bandara dan ternyata pesawat yang kita akan
tumpangi delay satu jam.
Sebab pesawat delay kebetean terlihat jelas bukan saja kita
berempat tapi semua penumpang, ketika bagian informasi mengumumkan bahwa
pesawat tujuan Jakarta siap berangkat, berjalanlah kita menuju pesawatnya dan
duduk di kursi yang sudah di booking, perjalankan pun ditempuh selama satu jam
samapi ke bandara soekarno hatta. Begitu cepat memang lain dengan naik kereta
yang lama dan panjang, mungkin di situ
kali seninya jika kita naik kendaraan darat dan udara lainlagi dengan laut.
Kejauhan terlihat dari atas
pesawat gemerlap lampu menghiasi kota bertanda sudah sampai di Jakarta,
akhirnya kita tiba kembali di kota serba sibuk 24 jam, yang akhirnya kita akan
bergelut dengan aktivitas dan ritinitas kemungkin sangat membosankan yang mau ga mau kita harus jalankan. Pulanglah
kita ke rumah masing-masing, sedangkan gue nginep di rumah zae karena sudah
kemaleman, keesok paginya baru pulang ke rumah.
Perjalanan ini memberikan banyak
manfaat apalagi mengenai alam, karena Tuhan menciptakan alam ini untuk kita
sebagai manusia supaya kita berpikir jernih atas kekuasaanya. Semoga ala mini tetap
bertahan dan bersahabat dengan manusia. Alam merupakan tempat manusia
mencurahkan isi hati dan merenung tetang hidup, karena alam memberikan jawaban
dan keluwesan atas kekakuan manusia dalam problema yang dihadapi.
Jakarta, 11 Desember 2014
Terima kasih
Amar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar