Berbicara masalah jodoh setiap
orang dari anak muda sampai orang yang sudah umur memang sangat controversial,
terkadang orang ada yang sensitive, ada yang senang, ada yang menjauh dan
lain-lain orang meresponsnya. Jodoh ini di ibaratkan hubungan garis segitiga
yaitu antara kita, pasangan kita dan Tuhan, dan ini akan selalu ada serta
sinkron.
TUHAN
PRIA WANITA
.
Jodoh adalah
bersatunya sepasang anak manusia yang saling mencintai dan merindukan satu sama
lain dengan sebuah ikatan yang sacral untuk membangun mahligai rumah tangga
yang indah, tentram, dan penuh kasih sayang. Memang indah jika dipikirkan
mengenai jodoh ini, namun yang jadi permasalahannya adalah siapa sosok pasangan
dan rupa wajah yang nanti berjodoh dengan kita, dan pertanyaan itu selalu ada
dalam alam bawah sadar setiap insan manusia tanpa terkecuali.
Pertanyaan
tersebut tetap berlaku terhadap orang yang sudah mempunyai pacar atau pasangan,
karena bisa saja di tengah jalan putus atau masing-masing berjodoh dengan orang
lain, misalnya, di tinggal nikah, di rebut dengan orang lain, di khianatin, di
saktin, pokoknya macam-macam permasalahnya. Itu yang sudah punya pacar apalagi
yang masih jomblo.
Memang, menurut
para pakar ahli percintaan Jomblo itu terbagi beberapa kategori:
1.
Jomblo Kultural adalah jomblo yang sudah lama
menyendiri dan sangat sudah dapat pasangan, selalu saja di tolak jika nembak sosok yang di sukai, cukup malang
memang jika kategori ini sepertinya harus mandi kembang tujuh rupa atau taubat
dan minta ampun sama Yang Maha Kuasa.
2. Jomblo Kebathinan adalah kategori jomblo seumur
hidup walaupun sudah punya pasangan dan nikah namun jiwa dan hatinya tetap
jomblo.
3. Jomblo Profesional adalah kategori jomblo yang memang bukan tak mampu mendapatkan
orang yang disukai, akan tetapi memang ingin menyendiri dahulu karena ada hal
yang ingin dicapai, mungkin mau focus terlebih dahulu baru nanti memikirkan
pasangan.
Kategori
tersebut hanya pandangan menurut pakar percintaan, bisa benar dan salah tapi
yang terpenting adalah kita mencoba mencari jodoh yang sesuai dan mengerti akan
situasai yang kita alami, jika kembali kita lihat table yang di atas jodoh itu
merupakan horizontal kita sesame manusia untuk saling berkomunikasi dan
berusaha mencarinya, bisa di bilang ada usaha yang dilakukan. Kedua adalah
hubungan vertical kita dengan Tuhan yang menjadi penentu dan perestu untuk
hubungan jodoh, kita selalu berdoa dan meminta di berikan jodoh yang terbaik,
namun Tuhan tidak akan memberikan begitu saja karena kita harus usaha
mencarinya.
Dari table
tersebut juga ada sikap simbiosis mutualisme antara satu dengan yang lain, dan
jodoh itu pasti datang dan pasti Tuhan berikan kepada kita tergantung bagaimana
kita menghampiri jodoh itu. Kita yakin dan pasti memiliki jodoh masing-masing,
terkadang juga putus ada karena jodoh itu tak kunjung datang malahan ada yang
mengeluh kenapa Tuhan menahan jodoh itu, mungkin sudah terlalu kuat
berharapnya.
Ada juga
sebagian orang membicarakan jodoh males dan menjauh, karena mungkin ada hal
yang lain yang membuatnya menunda jodoh itu walaupu sudah punya pasangan atau
pacar, agak sunkan membicarakan masalah itu, yah biasa kemungkinan ada target yang harus dicapai dan di terima
dan itu masing-masing orang beralasan. Ada juga orang yang malas membicarakan
jodoh tapi hati dan perasaannya ada keinginan untuk itu namun apa daya ada hal
yang ga bisa diungkapkan.
Jodoh memang
enak dibicarakan namun ada yang sakit bila diungkapkan, semoga saja yang belum
menemukan jodoh dipertemukan dan TUhan memberikan yang terbaik untuk
masing-masing yang belum menemukan. Untuk orang yang sudah menemukan jodohnya
kita doakan semoga Tuhan memberikan kelanggengan dan keharmonisan dalam
menjalaninya sampai Tuhan memanggil kembali untuk berada dalam sisi-Nya yang
sangat mulia.
Jakarta,
15 Agustus 2013
Selamat berjuang untuk sesuatu yang memang pantas untuk diperjuangkan Bang Amar :)
BalasHapusPercayalah, karena tulang rusuk sama pemiliknya nggak akan pernah ketuker.
Yang paling penting buat sekarang, terus belajar perbaikin dan pantesin diri sambil merayu mesra di sepertiga malam-Nya.
Semangat, Jenderal! :D