Situasi sosio ekonomi Negara kita
memang sedang mengalami gejolak yang sangat dahsyat, nilai tukar rupiah lambat
laun melemah atas mata uang asing sampai semua bahan pokok naik dan langkah,
entah ini hanya permainan pasar atau pengelolaan Negara yang kurang professional.
Akan tetapi yang pasti kita harus di hadapi dengan problematika bangsa, kita
sebagai anak bangsa hanya berusaha melakukan perbuatan yang kecil untuk
mengubahnya, seperti membayar pajak dan menjadi warga Negara yang baik serta
yang pasti berdoa ada harapan Indonesia bisa bangkit dan jaya di waktu
mendatang.
Berpikir tentang kondisi Negara yang
sedang tidak stabil, apalagi masalah kepenatan pribadi entah masalah pekerjaan
atau di lingkungan sekitar membuat pikiran butuh situasi yang fresh. Karena pikiran manusia butuh di upgrade atau di refresh untuk kembali normal melakukan aktifitas, kepenatan, kejengahan,
keletihan, kegetiran setiap persoalan yang setiap hari di temui dalam lingkup
pekerjaan, keluarga, masyarakat bahkan perasaan dan cinta selalu saja ada
setiap saat.
Persoalan memang hal alamiah yang
harus di hadapi pada setiap individu dalam bermasyarakat atau bersosial, mau tidak mau kita harus menerima dengan
lapang dada walaupun terasa lelah. Maka Tuhan begitu adil dalam menciptakan
makhluknya, di saat situasi sedang tidak kondusif dan tidak stabil dalam jiwa,
Tuhan menyediakan alam untuk kita menikmati dan merenunginya keindahan
ciptaan-Nya.
Atas dasar itu sekelompok anak
muda ingin melakukan perjalanan menuju salah satu tempat dataran tinggi di Jawa
yaitu Gunung Prau di Dieng, memang tempat ini menurut para pendaki adalah
tempat permula bagi orang yang ingin mendaki, bisa dikatakan sebelum orang
ingin mendaki gunung seperti Merbabu, Semeru dan lain-lain harus mendaki gunung
prau ini.
Sekelompok anak muda itu memang
melakukan perjalanan dipertemukan dalam satu open trip, namun pada dasarnya alam bawah sadar kolektif yang
membawa untuk melakukan perjalanan yaitu kejengahan dan kejenuhan aktifitas
sehari-hari. Anak muda pejalan itu
terdiri dari Wawan, Jhonny, Erick, Vando, Machir, Rizky, Jantan, Agung, Afif
dan Amar (gue
sendiri), ada lagi yang jadi guide
gue lupa namanya “semoga Tuhan
memaafkan!!!!!”.
Berawal dari menunggu jemputan di
depan mini market yang ternyata mobil Elf Pink
begitu manis memang warna Elf nya. Ketika menaikinya dalam perjalanan
menuju Dieng Wonosobo di sajikan music New
Palapa yang aduhai , tak lama
kemudian sajikan film Kadir dan Doyok full
ada sebagian yang nonton ada yang tidur terlelap karena lelahnya perasaan,
di tambah supirnya yang sangat ahli dalam salip menyalip sampai-sampai membuat
jantung berdebar was-was.
Pertengahan jalan sampai Cirebon
kita menepi sejenak di warung Nasi Jambalang sekedar mengisi kekosongan perut
walaupun pas bayar harganya berangat
haji alias nembak, dalam sela-sela
menikmati makanan datang seorang wanita yang ternyata ikut dalam satu trip mendaki Gunung Prau sosok wanita
itu adalah Era, wanita satu-satunya dan paling cantik yang ikut dengan para
pejalan.
Melanjutkan perjalanan kembali
semua hening karena tertidur pulas walaupun kecepatan mobil yang tau hanya Tuhan dan sang sopir tak
menjadi halangan untuk menikmati lelapnya mata ini. Sesampainya di Dieng pagi hari sebelum mendaki
bersiap-siap di pos pendakian untuk sekedar istirahat dan makan.
Persiapan sudah rapih dan siap,
perjalanan pun dimulai dengan tak lupa berdoa pada sang pencipta memohon
keselamatan, karena semua ini merupakan kekuasaannya. Kita melakukan pendakian
ini bukan untuk menakluka
n alam atau gunung ini, tapi kita melakukan persahabatan dengan alam tanpa alam manusia tidak dapat bebuat apa-apa. Maka bersahabatlah dengan alam jangan sampai alam ini kecewa, jika itu terjadi manusia akan direpotkan dan jadi korban.
n alam atau gunung ini, tapi kita melakukan persahabatan dengan alam tanpa alam manusia tidak dapat bebuat apa-apa. Maka bersahabatlah dengan alam jangan sampai alam ini kecewa, jika itu terjadi manusia akan direpotkan dan jadi korban.
Pendakian dimulai, langkah demi
langkah diayunkan dengan harapan mencapai puncak. Pada dasarnya itu adalah
siklus keadaan yang alamiah manusia, karena semua berawal dari bawah dan dengan
ayunan langkah demi langkah serta tekad yang kuat untuk mencapainya dan
menggapainya.
Perjalanan baru setengah keadaan
nafas sudah agak tidak kuat, begitu berat dan lelah rasanya. Namun ada yang
membuat cengah empat anak manusia yang jika dilihat nafasnya masih stabil,
yaitu Afif, Agung, Rizky dan Jantan. Sedangkan yang lainnya seperti Jonny,
Vando, Wawan, Era, apalagi Erick nafasnya sudah senin-kamis, tetapi semua
itu dijalani dan dihadapi dengan kebersamaan dan saling support untuk mencapai puncak. Perlahan demi perlahan ayunan
langkah yang sudah lemas namun tekad yang menguatkan terus maju dan berjalan.
Langah kaki menginjak puncak,
seketika kelelahan, kepenatan, keletihan, kejengahan, kegetiran dan apapun yang
menjadi persoalan hilang seketika yang ada hanya kegembiraan dan kesyukuran
atas ini semua. Puncak adalah tujuan semua apa yang ada di bawah, puncak adalah
hal yang tertinggi bagi keinginan, puncak adalah bayangan di luar nalar, puncak
adalah kebahagiaan yang tak ada harganya, puncak adalah gapaian pemenang, Semua
itu harus diiringi tekad yang kuat serta siap menghadapi apapun yang menjadi
penghalang ditambah doa sebagai pemulus.
Menyambut kegembiraan mencapai
puncak duduk sejenak sambil menikmati indahnya alam dari ketinggian ditemani
secangkir kopi hitam dengan senyum canda, begitu nikmat dan tanpa beban untuk
dirasa. Setelah sejenak menikmati kopi
beranjak ke lokasi tempat mendirikan tenda untuk tempat istirahat.
Malam tiba melewati senja perut
sudah terasa lapar dan yang hanya ada mie instant untuk mengisi perut, namun
apa boleh buat tak cukup untuk menambal rasa lapar dengan suasana yang begitu
dingin. Malam pun larut keindahan langit
gunung prau begitu indah ribuan bintang menghiasi seakan menjadi penerang
malam. Baru kali ini melihat bintang-bintang berkumpul jadi satu seolah-olah
membentuk apapun tergantung mata melihat.
Bersambung….. Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar