Hari ini kebanyakan orang pasti merasakan yang namanya
kebanjiran, dari kalangan proletar hingga kaum elit sedang menikmati dampak
kebanjiran, mungkin berbagai macam cara orang mengatasinya dari mengeluh hingga
pasrah menerima bahkan sampai ada yang memaki-maki, entah siapa yang di maki
toh semua juga merasakan.
Akan tetapi tidak akan pernah selesai jika semua orang
seperti itu, coba kita lihat banjir ini hanyalah sebuah akibat, sedangkan
setiap masalah ada sebab dan akibat. Sedangkan sebab fenomena banjir hanyalah
masalah “keseimbangan”, kenapa seperti itu? Karena kita sering kali melupakan
dan mengesampikan yang namanya “keseimbangan”, dalam hal ini yang disebut
“keseimbangan” adalah antara Tuhan, Alam, dan kita sebagai manusia.
Sering kali kita berpikir maju dan modern, ada hal yang kita
lupa dengan lingkungan dan alam ini, yang memberikan segala macam menghidupan
yang sangat luar biasa untuk kita, akan tetapi kita tidak memberikan hal yang
negative seolah-olah kita mengeksploitasi atau memperkosa alam, sehingga alam
rusak tidak terjaga. Kita ini terkadang egois terhadap alam ini, dia sudah
memberikan semua hak yang kita butuhkan tapi kita telah melupakan hak yang alam
butuhkan.
Mungkin Tuhan atau alam sudah bosan dengan kita sehingga kita
diberikan banjir sudah kewalahan dan tak berkutik. Kita tak tahu apalagi
setelah ini, semoga kita berpikir untuk selalu “meyeimbangan” kehidupan kita,
karena hidup ini adalah siklus yang seimbang maka kita harus hidup dengan
“keseimbangan”.
Tulisan ini hanya torehan semata untuk kita selalu berpikir
tentang “keseimbangan” dan positive dengan alam dan isinya, semoga Tuhan
memberikan yang terbaik untuk kita menuju jalan “keseimbangan”.
Jakarta, 17 Januari 2013
MMD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar